Umumnya, pekerja lepas ataupun pengusaha memiliki
penghasilan tidak tetap. Jika saat ini mendapatkan Rp10 juta, bisa jadi
pemasukan pada bulan berikutnya malah menurun hingga setengahnya.
Pemasukan yang selalu berubah akhirnya menimbulkan kegelisahan,
mungkinkah membeli rumah dengan situasi seperti ini?
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno mengatakan, para pekerja lepas sangat mungkin merencanakan pembelian rumah. Asalkan mereka mampu mengelola keuangan secara cermat. Yakni selalu menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran.
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno mengatakan, para pekerja lepas sangat mungkin merencanakan pembelian rumah. Asalkan mereka mampu mengelola keuangan secara cermat. Yakni selalu menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran.
“Pekerja yang penghasilannya naik turun terkadang cepat kalap kalau sewaktu-waktu mendapatkan komisi besar,” kata Mike kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Selasa, 2 September 2014. “Sikap semacam ini bisa berbahaya bagi kesehatan keuangan."
Beli Rumah Murah Itu Untung atau Rugi
Langkah pertama yang perlu dilakukan agar keinginan memiliki rumah bisa terwujud, yaitu dengan mengetahui jumlah pengeluaran bulanan Anda. Katakanlah sekitar Rp3 juta per bulan, kemudian hitung pendapatan tahunan Anda. Caranya dengan melihat jejak rekening atau rekam pendapatan selama dua tahun kebelakang. Catatan itu akan menggambarkan berapa kira-kira penghasilan bulanan Anda.
Setelah melakukan kalkulasi, ternyata pendapatan tahunan Anda sekitar Rp48 juta, selanjutnya bagi total penghasilan itu dengan 12 bulan. Sehingga Anda akan menemukan asumsi pendapatan bulanan sekitar Rp4 juta. “Usahakan pengeluaran bulanan tak lebih dari Rp4 juta,” kata dia. “Kalau lebih, Anda harus menekan konsumsi atau meningkatkan pendapatan.”
Dari asumsi pendapatan bulanan itu, hanya 75 persen yang boleh untuk keperluan konsumsi. Sisanya harus Anda tabung sebagai dana antisipasi jika pada bulan tertentu tak memperoleh penghasilan. “Uang cicilan rumah dan biaya-biaya lain bisa diambil dari alokasi yang 75 persen tadi,” kata dia.
Sementara menurut perencana keuangan dari Zeus Consulting, Farah Dini, selain menghitung total pendapatan dan pengeluaran, Anda juga perlu menyiapkan dana darurat. Guna menjadi jaring pengaman jika dalam jangka panjang Anda tak kunjung memperoleh penghasilan. Dana darurat ini jumlahnya sekitar 12 kali pengeluaran bulanan. Anggaran ini bisa Anda peroleh dengan menyisihkan uang kala mendapat penghasilan besar.
“Saat penghasilan menurun, Anda bisa menggunakan dana darurat itu untuk menutupi keperluan sehari-hari,” kata dia. “Tetapi ingat, ketika memiliki penghasilan lebih, kembalikan sejumlah dana yang Anda ambil ke rekening dana darurat tadi.”
Terkait trik menyiapkan dana untuk membeli rumah, Anda bisa melakukan beberapa langkah sederhana. Pertama, pastikan dulu harga rumah yang ingin Anda beli. Upayakan, besar cicilannya tidak melebihi pendapatan rata-rata bulanan Anda. Bagi yang ingin menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR), persiapkanlah uang muka jauh-jauh hari. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (BI), jumlah uang muka untuk rumah pertama minimal 30 persen dari harga jual tempat tinggal.
Selanjutnya, sisihkanlah 30 persen dari penghasilan pokok rata-rata bulanan Anda untuk biaya cicilan rumah. Dengan catatan, angka ini merupakan plafon maksimal dari seluruh jenis utang. Artinya termasuk cicilan kendaraan, kartu kredit, maupun utang lainnya.
“Agar cicilan lebih rendah, otomatis anda harus menambah jumlah down payment dari 30 persen menjadi 35 persen atau lebih,” kata dia. “Semakin besar uang muka, maka tambah kecil juga cicilannya.”
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa yang patut, sopan dan santun demi kenyamanan bersama.