Pages

Translate

Saturday, September 13, 2014

Pesta Pernikahan Usai, Kantong Tetap Bahagia

Menikah 
Menikah

Banyak pasangan mengidamkan pesta pernikahan yang megah dan mewah. Selain bertujuan untuk membuat peristiwa sakral itu menjadi berkesan, ada pula upaya mempertahankan status sosial. Apalagi jika kedua pasangan berasal dari keluarga kaya. Meski menghabiskan banyak biaya, mereka tetap menggelar pesta dahsyat. Tapi ada juga pasangan yang sampai rela membiayai hari besar dari pinjaman.
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Andy Nugroho mengatakan, Anda boleh saja merayakan pesta pernikahan asal tetap sesuai kemampuan. Namun memaksakan diri hingga berutang, ia anggap hanya menambahkan beban keuangan di masa depan. Sebab setelah menikah, akan ada banyak pengeluaran keluarga yang perlu Anda pikirkan. Seperti biaya makan, mencicil tempat tinggal, tabungan pendidikan anak, dan keperluan rumah tangga lain.
"Jangan sampai mengorbankan keuangan cuma untuk resepsi yang tak lebih dari tujuh jam," kata Andy kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Minggu, 7 September 2014.
Karena itu, sebaiknya perjamuan cukup Anda gelar sesuai pendapatan. Lalu bagaimana perhitungannya?
Pertama, lakukan survei untuk mengalkulasi biaya pernikahan. Seperti pembuatan undangan, hidangan, pakaian, sewa gedung, cendera mata, hingga ongkos administrasi dan surat menyurat. Jika keuangan kurang begitu baik, tak perlu ngotot untuk menggunakan gedung dan katering. Pun jumlah tamu yang hendak Anda undang. Cukup mengabari kerabat dan sahabat dekat. Jangan lupa, manfaatkanlah rumah orang tua dan saudara untuk membantu menyediakan makanan.
"Biasanya ada tradisi di masyarakat Indonesia yang menggelar pesta di rumah mempelai wanita, sementara pihak laki-laki menyumbangkan setengah atau sepertiga biaya," kata dia. "Kesepakatan seperti ini cukup membantu menurunkan penumpukan beban yang berlebihan di satu pihak."
Setelah menghitung asumsi pengeluaran, tentukanlah tanggal pesta pernikahan. Ini berhubungan dengan besaran uang yang perlu Anda sisihkan. Semakin lama persiapannya, tambah ringan beban uang yang perlu Anda tabung setiap bulan.
"Kalaupun Anda belum memiliki ada calon, tidak masalah menyiapkan uang mulai sekarang," kata dia. "Toh, pada akhirnya Anda berencana menikah juga."
Besaran alokasi tabungan nikah, Andy melanjutkan, sekitar 10-30 persen dari pendapatan bulanan. Jika menurut Anda jumlah itu tidak akan cukup untuk menutupi biaya kawin, carilah pendapatan tambahan atau memperkecil anggaran pesta. "Kalau waktu pernikahan masih 3-5 tahun lagi, bisa memanfaatkan reksa dana saham," kata dia. "Tapi jika persiapan hanya sekitar dua tahun, Anda dapat mengoptimalkan instrumen reksa dana pendapatan tetap."
Bila kesehatan keuangan belum juga membaik, tak perlu malu untuk meminta bantuan keluarga. Walaupun terkesan kurang mandiri, pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih memegang kultur kekerabatan yang sangat erat. Apalagi jika pasangan merupakan anak tunggal, calon mertua pasti tak mau melepasnya begitu saja tanpa memberikan bantuan finansial.
"Mungkin saja mereka merasa ada kewajiban moral untuk bertanggung jawab hingga sang anak resmi menikah dan pindah tempat tinggal," kata dia.
Mengenai sumbangan tamu saat pelaksanaan pesta, sebaiknya Anda tidak berharap banyak pada hal itu. Sebab sulit memprediksi berapa jumlah uang yang akan Anda terima saat menggelar resepsi. Jangan sampai sudah mereka-reka asumsi pendapatan dari sumbangan, nyatanya tak mampu menutupi beban yang telah Anda ambil dari hasil pinjaman.
"Kalau dapat malah bagus, manfaatkan saja untuk biaya kehidupan dan membayar utang sebelumnya," kata dia. "Tapi jangan menjadi sumber utama untuk membiayai pernikahan."

No comments:

Post a Comment

Gunakan bahasa yang patut, sopan dan santun demi kenyamanan bersama.