1. Kalori Tambahan
Ibu menyusui memang membutuhkan kalori tambahan sebesar 500 Kkal. Ini
berguna untuk menjaga Anda supaya tetap berenergi. Kalori 500 Kkal sama
dengan 2 gelas susu. Coba dengarkan sinyal tubuh Anda. Ketika merasa
lapar, makanlah secukupnya. Jumlah ekstra kalori yang dibutuhkan oleh
busui juga tergantung pada berat badan, olahraga yang dilakukan,
metabolisme tubuh, dan seberapa sering ia menyusui. Jadi, tak bisa
disamakan semua busui membutuhkan 500 Kkal tambahan.
2. Protein
Ibu butuh protein untuk membangun sel-sel yang rusak di tubuhnya
pasca-persalinan. Protein juga berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Protein yang dibutuhkan oleh busui adalah 60-70 gram
yang dapat diperoleh dari putih telur, ayam, ikan, daging, tahu, tempe,
dan susu. Ikan adalah sumber protein yang baik. Tapi berhati-hatilah
karena tidak semua jenis ikan baik untuk dimakan. Ikan yang harus
dihindari adalah ikan yang mengandung merkuri tinggi, karena dapat
mengakibatkan kelainan. Produk laut yang mengandung banyak merkuri
biasanya yang berada di muara sungai, seperti kerang. The Environmental
Protection Agency and U.S. Departement of Agriculture juga menyarankan
busui untuk tidak mengonsumsi beberapa jenis ikan, seperti hiu dan king
mackerel, karena mengandung merkuri dengan kadar tinggi. Jika Anda
penggemar produk kalengan, batasi konsumsi tuna jenis albakora karena
mengandung lebih banyak merkuri dibanding tuna kalengan lainnya
3. Variasi Makanan
Santap hidangan dengan kombinasi karbohidrat, protein, dan lemak yang
akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan memberikan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh Anda. Anda juga akan mendapatkan ekstra energi
dengan mengonsumsi karbohidrat komplek yang dapat menghasilkan pati dan
gula, seperti gandum, buah segar, dan sayuran. Memilih makanan
bervariasi sangat penting karena Anda dan bayi akan mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
4. Lemak Baik
Lemak terdiri dari 3 jenis, yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh
tunggal, dan lemak tak jenuh ganda. Sebaiknya ketiganya dikonsumsi
dengan perbandingan yang seimbang. Contoh makanan yang mengandung lemak
jenuh adalah lemak yang berasal dari hewan dan minyak yang dipanaskan.
Sedangkan lemak tidak jenuh tunggal bisa didapatkan dari alpukat atau
minyak zaitun, tapi tidak boleh untuk menggoreng. Selain itu, yang
termasuk dalam minyak tak jenuh ganda adalah minyak sayur dan lemak
esensial, yaitu lemak omega 3 dan lemak omega 6. Namun, perlu
diperhatikan bahwa terlalu banyak mengonsumsi lemak yang tak sehat akan
mengubah komposisi lemak dalam ASI dan hal ini tidak baik untuk Si
Kecil.
5. Bermain dengan Rasa
Ibu menyusui dapat mengonsumsi makanan dengan berbagai rasa yang ia
sukai, selama Si Bayi bisa menerima. Beberapa ahli mengatakan bahwa
bayi menikmati beragam jenis rasa dalam ASI. Mengenalkan beberapa jenis
rasa, akan membantu Si Kecil menerima beragam makanan ketika ia mulai
mencoba makanan padat. Selain itu, tetap perhatikan reaksi Si Kecil akan
rasa makanan tersebut. Jika bayi Anda terlihat tidak nyaman setelah
menyusu, mungkin ada yang salah dengan jenis makanan yang Anda konsumsi
sebelumnya.
6. Vitamin
Vitamin bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sayuran dan buah dengan
teratur. Dengan sayuran yang cukup, tubuh mendapatkan asupan vitamin dan
mineral yang baik. Selain itu, ibu juga bisa mengonsumsi multivitamin
dengan dosis sesuai kebutuhan.
7. DHA
Kandungan DHA dalam tubuh Anda sangat tergantung dengan asupan Anda,
salah satunya konsumsi ikan. Sebagian ikan terutama ikan air tawar
mengandung DHA, EPA, dan omega 3 yang baik untuk pertumbuhan otak dan
mata. Kurang kadar DHA pada ibu bisa menyebabkan depresi
pasca-melahirkan. Jika Anda tidak menyukai ikan air tawar, bisa diganti
dengan suplemen omega-3 yang diberikan oleh dokter Anda.
8. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu menyusui adalah 1.300 mg/hari. Kalsium bisa
dipenuhi dengan mengonsumsi susu, sayuran berwarna hijau tua, dan
kedelai. Jika ibu menyusui kekurangan kalsium padahal tubuh bayi sedang
membentuk tulang, bayi akan mengambil asupan kalsium dari tulang atau
gigi Si Ibu. (OCH/Aulia/DT/dok.M&B)
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa yang patut, sopan dan santun demi kenyamanan bersama.