Gangguan bipolar merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang bersifat
kronik, serius, dan dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan. Bahkan
angka kematiannya jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 2-3 kali lipat di
atas gangguan mental skizofrenia. Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ(K), Wakil
Ketua Sie Bipolar dan Gangguan Mood lainnya PDSKJI, menyebutkan para
penderita gangguan bipolar perlu melakukan terapi sedini mungkin dan
pengobatan yang teratur agar tidak kambuh.
Gangguan bipolar umumnya menyerang seseorang di akhir masa remaja atau
ketika memasuki masa dewasa, yaitu sebelum usia 25 tahun. Gejalanya
dapat ditandai dengan memiliki perasaan gembira berlebihan, terlalu
bersemangat, enerjik dan sangat aktif, penuh gairah, memiliki banyak
ide, merasa tidak perlu tidur, bekerja sangat keras, berani mengambil
risiko, boros, serta berpenampilan nyentrik. Selain itu ada beberapa
orang yang juga menjadi murung, menarik diri, selalu merasa sedih, tidak
bergairah, mudah tersinggung, memiliki masalah pada lingkungan, sosial,
dan hukum, serta ingin bunuh diri.
Dokter Nurmiati menyebutkan wanita lebih rentan mengalami masalah ini
daripada laki-laki. Hal tersebut disebabkan gangguan bipolar sangat
terkait erat dengan hormonal. “Jadi hormon wanita, estrogen, sangat
berpengaruh pada gangguan mood. Gangguan mood pada wanita biasanya
terjadi saat haid atau sebelum haid, ketika hamil, dan pasca-melahirkan.
Itulah mengapa wanita lebih banyak mengalami gangguan bipolar,”
jelasnya. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa yang patut, sopan dan santun demi kenyamanan bersama.