Minuman anggur memang seringkali menjadi tradisi pelengkap saat momen
perayaan tertentu. Namun, para peneliti memperingatkan bahwa minum satu
gelas anggur sehari dapat memicu stroke, gagal jantung, atau demensia.
Konsumsi anggur antara satu dan tiga porsi minuman sehari juga
meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur, yang dikenal sebagai
atrial fibrilasi (AF). Kondisi tersebut adalah salah satu masalah irama
jantung yang paling umum dan secara signifikan meningkatkan risiko
stroke. Hal ini terjadi ketika ruang atas jantung tidak bisa memompa
secara efisien, seperti pada fibrilasi atrium, timbul lah risiko
pembentukan bekuan darah. Dalam kasus yang ekstrim, AF dapat menyebabkan
gagal jantung dan juga dikaitkan dengan penyakit Alzheimer yang
mengurangi aliran darah ke otak.
Para peneliti mengatakan bahwa meski banyak penelitian yang menunjukkan
manfaat dari minuman anggur, penting untuk menyeimbangkan kadar minuman
ini, mengingat potensi risiko berkembangnya AF.
Penelitian ini melibatkan hampir 80.000 orang di Swedia yang
mengonsumsi anggur dan minuman keras, dan lebih mungkin untuk
meningkatkan risiko penyakit-penyakit di atas. Namun, penelitian yang
diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, tidak
mengidentifikasikan adanya risiko yang ditimbulkan dari bir.
"Kami tidak memiliki penjelasan lebih lanjut tentang keterkaitan dengan
konsumsi bir dengan risiko-risiko beberapa penyakit," ungkap Profesor
Peneliti, Susanna Larsson dari Karolinska Institute, Stockholm, seperti
dilansir dari sumber Daily Mail.
Dia menambahkan, adanya dugaan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah yang
banyak dalam satu kali kesempatan lebih berisiko terkena AF, daripada
orang yang meminum sedikit-sedikit dalam frekuensi yang lebih sering.
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan hubungan antara minuman
beralkohol dengan risiko pola jantung yang abnormal.
Sebuah studi internasional yang dilakukan lebih dari 12 tahun,
melibatkan hampir 37.000 wanita dan menemukan bahwa mereka yang minum
setara dengan 14 unit alkohol seminggu, 60 persen lebih tinggi memiliki
risiko fibrilasi atrium (AF).
Sementara itu, gejala yang paling jelas dari fibrilasi atrium adalah
detak jantung menjadi lebih cepat dan tidak teratur (palpitasi),
biasanya lebih dari 100 kali per menit. Gejala lainnya, termasuk pusing,
sesak napas, nyeri dada (angina), dan kelelahan (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa yang patut, sopan dan santun demi kenyamanan bersama.